Jumat, 12 April 2013

BIODEGRADASI SENYAWA ORGANIK

Secara umum biodegradasi atau penguraian bahan (senyawa) organik oleh mikroorganisme dapat terjadi bila terjadi transformasi struktur sehingga terjadi perubahan integritas malekuler. Proses ini berupa rangkaian reaksi kimia enzimatik atau biokimia yang mutlak memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan dalam Nugroho, 2006).

Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga senyawa tersebut dapat didegradasi dengan baik (Nugroho, 2006).
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme (Hadi, 2003).

  • Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal (Hadi, 2003).

  • Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi (Hadi, 2003).

1.      Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba (Hadi, 2003).   
               
a.       Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat). Reaksinya :


b.      Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. Reaksinya :



2.      Faktor Pembatas Biodegradasi
Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.


 PUSTAKA
     Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara
     Hadi, S N. 2003. Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme.



 Permasalahan :

1. Pada artikel diatas disebutkan bahwa "Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme" kemudian "Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi" sedangkan "Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi".  yang saya tanyakan mengapa komponen yang mudah didegradasi itu adalah komponen yang terbesar dan apakah tidak mungkin jika komponen yang lebih kecil yang menjadi mudah didegradasi ??? tolong jelaskan !

2. Pada artikel diatas,,di faktor pembatas biodegradasi disebutkan "keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH".  yang saya tanyakan , Pada kondisi lingkungan (temperatur dan suhu) berapa yang sangat optimal untuk keaktifan mikroorganisme dalam mendegradasi hidrokarbon ?


3 komentar:

  1. menurut saya
    keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH yaitu Dalam dimana kondisi keragaman kecepatan
    pertumbuhan berbagai mikroorganisme dalam Waktu lipat dua untuk E. coli dalam kultur
    kaldu pada suhu 37oC, sekitar 20 menit, sedangkan waktu lipat dua minimal sel mamalia sekitar 10 jam pada temperatur yang sama.
    semoga bisa membantu

    BalasHapus
  2. maksud "Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi" adalah komponen yang paling banyak terdapat di minyak bumi , yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa alkana mudah didegradasi oleh bakteri

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan diatas.
    Komponen minyak bumi yagn mudah di degradasi oleh bakteri merupakan alkana, karena alkanan mendominasi dalam minyak bumi. Alkana bersifat mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri dalam mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah didalam minyak bumi, serta isolat pendegradasi komponen minyak bumi pendegrasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan penoksidassi alkana normal.
    Sedangkan pada komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan jumlah komponen yang sedikit dalam minyak bumi. Hal ini menyebabkan bakteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan berkembang lebih sedikit karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang mempunyai substrat lebih banyak.

    jawaban pertanyaan no 2
    seperti yang kita ketahui enzim tidak bisa bekerja pada suhu dnan Ph yang tidak sesuai dengan karakteristiknya.
    Pada proses biodegrasi, suhu akan mempengaruhi terhadap sifat fisik dan kimia komponen-komponen minyak, kecepatan degradasi oleh mikroorganisme, dan komposisi komunitas mikroorganisme. Berdasarkan literatur yang saya baca, pengukuran suhu menunjukkan berkisar antara 27-51˚C . Menurut Leahiy dan Colwell (1990) suhu hidrokarbon optimal adalah 30-40 ˚C. Pada suhu rendah viskositas minyak akan meningkat mengakibatkan volalitas alkana rantai pendek yang bersifat toksik menurun dan kelarutannya dalam air akan meningkatkan sehingga proses biodegradasi akan terhambat. Begitu juga pada suhu tinggi akan menghambat proses degradasi, karena dapat menyebabkan bakteri mati. Efek penghambat tersebut juga disebabkan oleh penurunan aktivitas enzim mikrobial.

    Nilai Ph mempengaruhi kemampuan mikroorganisme dalam menjaga kelangsungan aktivitas-aktivitas seluler, transpor membran sel, dan kesetimbangan reaksi yang dikatalis enzim-enzimnya. Berdasarkan literatur yang saya baca, pH yang oktimum bagi pertumbuhan bakteri adalah 7 dan memiliki rentang 4 dan 10. Degradasi hidrokarbon lebih cepat bila dilakukan pada kondisi ph diatas 7 dibandingkan dengan pH di bawah pH 5.

    BalasHapus